Beberapa penyakit berbahaya juga memiliki gejala nyeri dada.
VIVAnews - Hampir 40 persen orang Indonesia mengalami nyeri dada atau chest pain. Kondisi ini, salah satu gejala penyakit yang dalam waktu singkat dapat menyebabkan kematian. Namun sayangnya, banyak orang menyepelekan gejala ini.
Serangan jantung, selama ini sering dianggap sebagai pemicu nyeri dada. Padahal, beberapa penyakit yang berbahaya juga memiliki gejala yang sama.
“Penyebab nyeri dada umumnya berasal dari gangguan jantung, saluran cerna, gangguan muskuloskeletal dan kondisi paru serta saluran napas,” kata Dr Nahar Taufiq, Sp.JP (K), FIHA dalam seminar nasional Continuing Education ke-33 dengan tema “Holistic Approach Chest Pain Diagnosis and Management In Primary Care” di Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK-UMY).
Dokter Nahar juga mengungkap kalau nyeri dada merupakan keluhan yang seringkali ditemukan pada unit perawatan akut atau gawat darurat. Umumnya, penanganan nyeri dada pada pasien dalam waktu 10 menit, sudah bisa dibedakan dalam empat kategori.
“Yaitu kategori P (Priority Risk), kategori A (Advance Risk), kategori I (Intermediate Risk), dan kategori N (Negatif/Low Risk) serta setiap kategori ini memiliki alur penanganan lanjutan masing-masing,” ujar dia.
Serangan jantung, selama ini sering dianggap sebagai pemicu nyeri dada. Padahal, beberapa penyakit yang berbahaya juga memiliki gejala yang sama.
“Penyebab nyeri dada umumnya berasal dari gangguan jantung, saluran cerna, gangguan muskuloskeletal dan kondisi paru serta saluran napas,” kata Dr Nahar Taufiq, Sp.JP (K), FIHA dalam seminar nasional Continuing Education ke-33 dengan tema “Holistic Approach Chest Pain Diagnosis and Management In Primary Care” di Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK-UMY).
Dokter Nahar juga mengungkap kalau nyeri dada merupakan keluhan yang seringkali ditemukan pada unit perawatan akut atau gawat darurat. Umumnya, penanganan nyeri dada pada pasien dalam waktu 10 menit, sudah bisa dibedakan dalam empat kategori.
“Yaitu kategori P (Priority Risk), kategori A (Advance Risk), kategori I (Intermediate Risk), dan kategori N (Negatif/Low Risk) serta setiap kategori ini memiliki alur penanganan lanjutan masing-masing,” ujar dia.
Meskipun teknologi membuat penanganan medis semakin baik dan cepat, tapi hal yang harus diingat adalah jangan menganggap sepele gejala nyeri dada. Terutama, jika Anda mengalaminya lebih dari satu kali.
Segera periksakan diri ke dokter demi mengurangi risiko kondisi penyakit semakin parah. Tubuh sebenarnya selalu mengirimkan sinyal jika terdapat masalah. (art)
• VIVAnews http://kosmo.vivanews.com/news/read/295167-jangan-sepelekan-nyeri-dada
No comments:
Post a Comment