Tuesday, April 26, 2011
Selalu Juara di Kelas, Namun Sudah Tiga Tahun Tak Lulus UN
Seorang siswa di SMA Muhammadiyah 1 Kali Rejo, Kabupaten Lampung Tengah, tiga kali tidak lulus ujian nasional (UN). Padahal, siswa tersebut, Nur Hidayatusholihah, selalu menjadi juara kelas di setiap tahunnya.
Tiga kali tidak lulus UN, padahal dia selalu menjadi juara kelas. Dia ingin membuktikan, dirinya bisa lulus dengan rasa kejujurannya.
Nur Hidayatusholihah, yang akrab disapa Nunung, sampai dengan tahun 2011 telah mengikuti UN untuk keempat kalinya. Ia terpaksa berkali-kali mengikuti UN karena nilainya pada pelajaran Matematika kurang. Sebaliknya, Nunung enggan menggunakan kunci jawaban yang selalu diberikan guru satu hari menjelang UN.
"Tiga kali tidak lulus UN, padahal dia selalu menjadi juara kelas. Dia ingin membuktikan, dirinya bisa lulus dengan rasa kejujurannya. Dia menolak menggunakan jawaban yang diberikan guru beberapa hari sebelum UN," kata ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah Slamet Nur Achmad Effendy kepada Kompas.com di Jakarta.
Slamet melanjutkan, orangtua Nunung sempat beberapa kali menyarankan agar anaknya mengikuti ujian paket C. Namun, Nunung menolak.
"Kadang Nunung mengaku kesal, yetapi memang sengaja, dia ingin lulus dengan jujur," lanjut Slamet.
Menurut Slamet, para guru di SMA Muhammdadiyah 1 Kali Rejo, Lampung Tengah, sengaja membagikan kunci jawaban demi memudahkan kelulusan siswa. Mereka ingin menjaga nama baik sekolah. Ironisnya, Nunung selalu menjadi satu-satunya siswa yang tidak lulus UN, setidaknya dalam tiga tahun terakhir ini.
"Kunci jawaban diberikan oleh guru, oleh tim, dan terorganisasi. Setelah ditanya, para guru beranggapan jika ada siswa yang tidak lulus, akan mencoreng nama baik sekolah. Nunung menjadi satu-satunya siswa yang tak lulus," ungkap Slamet.
Terkait hal itu, kata Slamet, pihaknya ingin melakukan investigasi ke beberapa dinas pendidikan. Kecurangan tersebut dinilainya sangat sistematis, yang membuat siswa merasa sangat santai karena belajar ataupun tidak, mereka tetap akan lulus.
"Jawaban sudah diberikan sebelum UN. Kami mendapat informasi, semua itu berdasarkan instruksi dari Dinas Pendidikan Lampung Tengah," tuturnya.
Slamet mengungkapkan, data tersebut akan disampaikan ke sejumlah media, termasuk kepada Menteri Pendidikan Nasional.
"Ini hanya contoh kecil, dan saya kira ini terjadi di banyak sekolah. Saya juga kaget, SMA Muhammadiyah seperti itu," ungkap Slamet.
sumber:
kompas.com
Labels:
news
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment